Dalam era teknologi disruptif ini, strategi dalam mengelola perguruan tinggi harus beradaptasi dan berinovasi. Proses belajar mengajar yang tradisional perlu diganti dengan pendekatan yang lebih modern dan berkesinambungan, seperti pembelajaran daring atau online. Pengelolaan perguruan tinggi harus fokus pada peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri 4.0. Sebagai contoh, kurikulum perlu diubah dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Selain itu, perguruan tinggi juga perlu meningkatkan kapasitas dosen dalam menggunakan teknologi baru agar dapat menyampaikan materi dengan efektif. Dengan kata lain, era teknologi disruptif ini memerlukan transformasi total dalam pengelolaan perguruan tinggi.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja terdidik, peran pendidikan tinggi di Indonesia semakin penting. Namun, terdapat tantangan signifikan dalam membuka akses dan mencapai kesetaraan dalam pendidikan tinggi. Kendala utamanya adalah disparitas geografis dan ekonomi yang luas. Dengan mayoritas universitas berlokasi di pulau Jawa, akses terhadap pendidikan tinggi bagi penduduk di daerah terpencil menjadi terbatas. Selain itu, biaya pendidikan tinggi yang tinggi juga menjadi penghalang bagi keluarga berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk mengatasi hambatan ini dan menciptakan sistem pendidikan tinggi yang inklusif dan merata.