Peran Fundamental Pendidikan Tinggi dalam Membangun Demokrasi
Pendidikan tinggi memiliki peran vital dalam membangun dan menguatkan demokrasi. Profesor Pendidikan Politik dari Universitas Indonesia, Dr. Siti Zuhro, menegaskan, "Pendidikan tinggi dapat mencetak generasi yang kritis, mandiri, dan berani mengambil keputusan, hal ini sangat penting dalam konteks demokrasi". Dengan pendidikan tinggi, individu mendapatkan kesempatan untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai demokrasi.
Tidak hanya itu, pendidikan tinggi juga menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk berdiskusi, berdebat, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Menurut Dr. Denny J.A, seorang pengamat politik dan pendidikan, "Universitas memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berproses menjadi individu yang demokratis dan berani mengutarakan pendapatnyaā€¯. Kebebasan berpendapat dan menyampaikan ide ini adalah ciri khas dari demokrasi.
Selanjutnya, Bagaimana Pendidikan Tinggi Membentuk Masyarakat Demokratis di Indonesia
Membangun masyarakat demokratis melalui pendidikan tinggi bukan hal yang mudah. Ini membutuhkan kerja keras dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, serta tentu saja mahasiswa. "Tugas kita adalah memastikan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas secara akademis, tapi juga paham dan menghargai nilai-nilai demokrasi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Nadiem Makarim.
Pendidikan tinggi yang berkualitas dapat menciptakan lulusan yang memiliki pemikiran kritis, beretika, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai demokrasi. Lulusan seperti ini yang akan menjadi motor penggerak masyarakat demokratis di Indonesia. "Mahasiswa harus menjadi agen perubahan sosial dan politik, mereka harus aktif dalam proses demokrasi," ujar Dr. Titi Anggraini, Direktur Perludem, sebuah lembaga pemantau pemilu dan demokrasi.
Pendidikan tinggi juga berperan dalam memperkenalkan konsep dan prinsip demokrasi kepada mahasiswa. Fungsi universitas sebagai ‘marketplace of ideas’ memungkinkan mahasiswa untuk bertukar gagasan, berdebat, dan berpartisipasi dalam diskusi yang mempromosikan toleransi dan keragaman – dua elemen penting dalam demokrasi.
Dalam konteks Indonesia, kampus menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mempraktikkan demokrasi, melalui organisasi kemahasiswaan atau kegiatan lainnya. "Kampus adalah miniatur masyarakat, di sana mahasiswa belajar bagaimana berdemokrasi," kata Dr. Ikrar Nusa Bhakti, seorang peneliti senior di LIPI.
Untuk mencetak masyarakat yang demokratis, pendidikan tinggi harus terus berinovasi dan beradaptasi. Ini bukan hanya tugas dari institusi pendidikan, tapi juga tanggung jawab kita semua sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.